25 September 2009

Interaksi Manusia dan Komputer di Masa Depan


BAB I
PENDAHULUAN

Sebelum kita mengetahui tentang apa dan bagaimaana sejarah perkembangan daripada web, maka terlebih dahulu kita akan membahas perkmbangan yang terjadi pada bahasa pemrograman. Sejarah bahasa pemrograman adalah:
Pemrograman terstruktur.
Pemrograman berorientasi- objek.
Komputasi terdistribusi.
Pertukaran data elektronik.
World Wide Web.
Web services.

Dunia internet seakan-akan telah menjadi bagian hidup dari masyarakat modern saat ini. Betapa tidak, karena internet secara lengkap menyediakan kebutuhan akan informasi, berita, serta ilmu pengetahuan. Dengan internet seolah-olah tidak ada lagi batasan antar ruang dan waktu dalam berkomunikasi dengan berbagai orang di berbagai belahan dunia. Sebagai konsumen dari teknologi web tentunya mengharapkan tampilan layar yang mengasyikan serta mudah dipakai dan dimanfaatkan. Pada dasarnya web merupakan suatu kumpulan hyperlink yang menuju dari alamat satu ke alamat lainnya dengan bahasa HTML (HyperText Markup Languange). Dalam pengaplikasian web HTML tidak mungkin sendiri dalam membuat suatu desain yang benar-benar bagus. Oleh karena itu HTML selalu ditemani oleh CSS (Cascading Style Sheet) untuk mempercantik desain, JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis, dan XML (eXtensible Markup Language) yang digunakan untuk mendefinisikan format data . Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak disebut dengan AJAX (Asynchorous JavaScript And XML) yang menekankan pada pengelolaan content dalam website.
World Wide Web mendapat perhatian publik yang sangat besar yang tidak dapat disamai oleh aplikasi internet lainnya. Pada tahun 1995, WWW menggantikan FTP sebagai aplikasi internet yang bertanggung jawab atas sebagian besar lalu lintas internet. Web telah menjadi sedemikian terkenalnya sehingga kadang dicampuradukkan dengan istilah internet itu sendiri meskipun pengertia “di Web” dan “di Internet” sebenarnya tidaklah sama.

Web adalah sistem pengiriman dokumen terbesar yang berjalan di internet. Web dikembangkan di CERN (European Center For Nuclear Research), suatu lembaga bagi penelitian fisika energi tertinggi di Geneva,Swiss. Tujuan semula dari lembaga ini adalah untuk membantu para fisikawandi berbagai lokasi yang berbeda dalam bekerja sama dan berbagi material penelitian. Web dengan cepat berkembang ke luar lingkup masyarakat fisika energi tertinggi. Pada tahun 1993, terdapat 130 server web di internet. Setahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi 2.738, dan pada bulan Juni 1995 terdapat 23.500 server web.
Sekarang ini web telah memiliki pemirsa dalam jumlah yang sangat besar di luar lingkup akademis : kurang lebih 30% dari server web yang tengah beroperasi saat ini berada di komputer dalam domain komersial, dan di sebagian industri, di mana keberadaaan perusahaan web sama pentingnya dengan memiliki telpon atau faks bagi tujuan komunikasi bisnis. Web sekarang telah menjadi media yang sangat penting bagi periklanan dan alamat web sekarang sudah umum dijumpai pada majalah, surat kabar, dan iklan televisi.
Inovasi dalam dunia web semakin hari kian mengalami perkembangan yang berarti, ini dibuktikan dengan adanya Teknologi Web 2.0 yang dikembangkan sekitar tahun 2004. Walaupun sudah termasuk lama kedengarannya oleh para praktisi web, namum sebagian besar mereka masih bertanya-tanya tentang fungsi dan kegunaannya. Web 2.0 merupakan teknologi web yang menyatukan teknologi-teknologi yang dimiliki dalam membangun web. Penyatuan tersebut merupakan gabungan dari HTML, CSS, JavaScript, XML, dan tentunya AJAX.
Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Dalam perkembangannya Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai program desktop pada umumnya seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya sudah bersifat seperti desktop, seperti drag and drop, auto-complete, serta fungsi lainnya. Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan bila suatu aplikasi (software) dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu. Software tersebut misalnya software pengolah kata (seperti MS Word) atau software pengolah angka (seperti MS Excel).
Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual melainkan suatu fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu. Permasalahan manajemen file juga tidak merepotkan, bahkan file dapat disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user lain. Implementasi dari teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi sprearsheet pada Google yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS Excel. Aplikasi ini dapat dilihat pada http://spreadsheets.google.com/ , tentunya aplikasi tersebut membutuhkan suatu akun Google untuk memasukinya.
Suatu web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service).
Kemudahan berinteraksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya teknologi Web 2.0. Interaksi tersebut tentunya haruslah diimbangi dengan kecepatan untuk mengakses, oleh karena itu diperlukan suatu bandwith yang cukup untuk loading data. Loading data tersebut dilakukan saat pertama kali membuka situs, data-data tersebut antara lain CSS, JavaScript, dan XML. Salah satu karakteristiknya adalah adanya dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana. Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka di sisi pengguna merupakan karakter dari Web 2.0. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.
Ketika Web 2.0 disebut sebagai tahap kedua dari perkembangan web yang telah ada saat ini, muncul kekhawatiran akan tidak kompetibelnya generasi Web tersebut dengan program Web Browser yang dimiliki pengguna (client). Padahal tidak ada satupun teknologi di susu pengguna (client) yang perlu di upgrade untuk dapat mengakses web tersebut. Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah Website. Sebagaian besar cara berpikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi Web yang telah ada saat ini. Sebenarnya belum ada definisi yang baku untuk frase Web 2.0, namunbeberapa praktisi internet mencoba untuk mnyederhanakannya. Web 2.0 adalah sebuah aplikasi berbasis WEB (Web Base) yang memungkinkan pengguanya untuk merancang dan mengatur sebuah website meskipun dengan pengalaman pemrograman yang masih sangat minim, artinya dengan hadirnya konsep Web 2.0 telah mengubah paradigma masyarakat internet tentang proses pembuatan dan cara kerja sebuah website. System pemrograman website yang dahulu dinggap “Susah”, seperti PHP, ASP, dan HTML. Sekarang telah lebih disederhanakan lagi .Web 2.0 memungkinkan orang yang benar-benar buta sama sekali tentang internet, untuk membuat sebuah aplikasi Web Base dalam hitungan menit. Walaupun definisi mengenai Web 2.0 masih belum secara utuh diformulasikan sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network atau jalinan sosial antara penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini di dalam dunia Blog. Dengan adanya RSS di dalam Blog, Informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan untuk diadaptasi, dikoleksi dan di-share menjadi bagian dari blog lainnya. Beberapa contoh website yang menggunakan aplikasi Web 2.0 antara lain : YouTube.com, Friendster.com, Myspace.com, H5.com.
Sebelum memasuki pembahasan mengenai Web 3.0, kita akan mengenal terlebih dahulu apa yang disebut dengan semantic web, karena sering disebut bahwa Web 3.0 akan mengarah pada konsep semantic web ini. Istilah semantic web sendiri telah lebih dulu dikenal dibandingkan istilah Web 3.0. Semantic web merupakan pengembangan dari world wide web di mana content web ditampilkan tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum (natural language), tetapi juga dalam format yang dapat dibaca dan digunakan oleh mesin (baca: software). Seperti yang kita ketahui, website ditujukan untuk memberikan informasi kepada manusia. Misalnya saat menginginkan sebuah buku, Anda dapat menelusurinya pada search engine atau website tertentu hingga akhirnya mendapatkan buku tersebut. Misalkan terdapat pilihan dari berbagai kategori untuk mendapatkan buku yang dimaksud, mesin sendiri tidak dapat memutuskan dan melakukannya tanpa arahan dari manusia karena informasi tersebut diperuntukkan agar dimengerti hanya oleh manusia dengan menggunakan natural language. Kondisi inilah yang ingin diubah oleh semantic web. Semantic web akan memiliki informasi yang dimengerti oleh mesin, yang memiliki kecerdasan buatan hingga mampu menemukan dan mengintegrasikan informasi dengan mudah. Dengan demikian fungsi web menjadi wadah universal bagi pertukaran data, informasi, dan pengetahuan, yang dapat menghasilkan kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan Anda, di mana semantic web dapat diinstruksikan untuk mengambil informasi sesuai kriteria tertentu Beberapa format dan spesifi kasi yang dikenal oleh mesin dalam semantic web antara lain adalah RDF (Resource Description Framework) dan OWL (Web Ontology Language). Dalam paper ini kami akan membahasnya secara terperinci dari segi aspek manusia, teknologi dan model interaksi yang terjadi anatara manusia dan komputer di masa depan.

BAB II
ASPEK MANUSIA

Tujuan dari Semantic Web ini adalah kita (manusia) dapat menggunakan komputer untuk secara otomatis mencari data-data yang sangat dekat dengan apa yang kita maksud. Sedangkan ide utamanya adalah utnuk menciptakan global meta data yang dapat menjelaskan data tersebut, dimana komputer dapat mengerti dan mengartikan meta data serta data tersebut dengan baik. Singkatnya Web 3.0 adalah proyek artificial inteligence yang berbentuk web yang dapat mencari semua hal yang diinginkan secara tepat.
Dunia maya (baca: Internet) telah banyak mempengaruhi kehidupan manusia dewasa ini. Semakin banyak orang yang menggantungkan perkembangan informasinya kepada Internet, sehingga teknologi yang dipergunakan dalam pembangunan sebuah situs web pun terus berkembang. Dari era pertama web dikembangkan (Web 1.0), dimana pengunjung hanya bisa mencari (searching) dan melihat-lihat (browsing) data informasi yang ada di web, kemudian bergeser pada era pengembangan web kedua (Web 2.0) di mana pengunjung mulai dapat melakukan interaksi dengan diatur oleh sistem yang ada pada web. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada era kedua ini antara lain untuk saling bertukar informasi (sharing), eksploitasi informasi, dan juga pembuatan komunitas-komunitas online seperti yang marak saat ini, seperti Friendster, Multiply, YouTube, dan lain-lain. Masing masing komunitas ini mempunyai kepentingannya sendiri dalam saling bertukar data maupun informasi yang mereka himpun. Dalam era inilah sebenarnya interaksi sosial dalam dunia maya mulai dikembangkan. Dan mulai dari era ini pulalah ide untuk mengembangkan aspek sosial sebuah web mulai dipikirkan.
Aspek sosial yang dimaksud, terutama adalah aspek interaksi. Bagaimana sebuah web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pemakaianya, merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 ini. Walaupun hanya bersifat virtual 3D, namun ternyata banyak yang mengharapkan perkembangan teknologi web ini dapat memenuhi kebutuhan setiap bidang informasi, bahkan setiap orang yang mengunjunginya.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.
.

BAB III
ASPEK TEKNOLOGI

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini. Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web Semantik, yang memungkinkan isi web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi juga dalam bentuk format yang bisa diakses oleh agen-agen software. Beberapa ahli bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri. Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs Web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.
Web 3.0 terdiri dari:
Web semantik
Format mikro
Pencarian dalam bahasa pengguna
Penyimpanan data dalam jumlah besar
Pembelajaran lewat mesin
Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web
Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar. Walaupun masih belum sepenuhnya direalisasikan, Web 3.0 telah memiliki beberapa standar operasional untuk bisa menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, misalnya Resource Description Framework (RDF) dan the Web Ontology Language (OWL). Konsep Web Semantik metadata juga telah dijalankan pada Yahoo’s Food Site, Spivack’s Radar Networks, dan sebuah development platform, Jena, di Hewlett-Packard.
Di balik teknologi Web 3.0, salah satu tulang punggungnya adalah format dan spesifi kasi yang memungkinkan komunikasi dan interaksi pada level mesin, W3C (World Wide Web Consortium) mendefi nisikan format metadata yang dikenal dengan RDF (Resource Description Format). RDF terdiri dari tiga komposisi, meliputi subject, predicate, dan object. Predicate merupakan komposisi yang menerangkan sudut pandang dari subject yang dijelaskan object, sementara subject dan object merupakan entitas. Object di dalam RDF dapat menjadi subject yang diterangkan oleh object yang lainnya. Dengan inilah object dapat berupa masukan yang dapat diterangkan secara jelas dan detail, sesuai dengan keinginan pengguna yang memberikan masukan. Contoh cara kerja RDF dapat diterangkan dengan satu contoh sederhana berikut, untuk mendefi nisikan “daun memiliki warna hijau”, maka “daun” direpresentasikan sebagai subject, “hijau” merupakan object, dan “memiliki warna” adalah predicate. Dengan menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan melakukan pertukaran informasi antar-web. RDF telah digunakan pada aplikasi-aplikasi, antara lain:
1. RSS (RDF Site Summary).
RSS memberikan informasi update sebuah website tanpa pengunjung perlu mengunjungi website tersebut.

2. FOAF (Friend of a Friend).
Didesain untuk mendeskripsikan orang-orang, ketertarikan dan hubungan mereka.
3. SIOC (Semantically-Interlinked Online Communities).
Menerangkan komunitas online dan menciptakan koneksi antara diskusi berbasis Internet seperti message board, blog maupun mailing list.

OWL
Web Ontology Language atau OWL (bukan WOL) didesain agar dapat digunakan oleh aplikasi yang memroses informasi OWL berbasis XML dan dapat dengan mudah dipertukarkan antara mesin dengan operating system yang berbeda, dan bahasa aplikasi yang berbeda. OWL memiliki tiga sub-language (spesies), yaitu:

1. OWL Lite.
Mendukung pengguna yang memerlukan klasifikasi hirarki dan dalam batasan yang sederhana.
2. OWL DL.
Mendukung konstruksi seluruh OWL, tetapi hanya dapat digunakan pada batasan tertentu.
3. OWL Full.
Diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan maksimum penggunaan dan kebebasan sintaksis.

Wajah Web 3.0

Konsep Web 3.0 diarahkan sebagai web masa depan, tetapi masa depan yang bagaimana yang ditawarkan? Hal inilah yang terkadang masih menjadi perdebatan, tetapi bisa jadi tidak ada yang salah, karena mungkin sebagian besar pemikiran mengenai web masa depan tersebut sangat mungkin untuk terlaksana. Bagaimana wajah Web 3.0 menurut berbagai pengamat? Di antaranya adalah:

1. Realisasi Semantic Web.
Semantic web cukup dipercaya sebagai wujud dari Web 3.0, dengan kecerdasan buatan, Web 3.0 diharapkan akan merealisasikan konsep semantic web dan menjadi generasi selanjutnya dari WWW.

2. Evolusi 3D.
Tidak mengherankan bahwa kemampuan 3D selalu merupakan cerminan masa depan, evolusi 3D telah terjadi pada game animasi, dan lain-lain, walaupun saat ini masih belum mengubah mayoritas wajah web. Tampilan 3D bisa jadi memang dihindari oleh sebagian pengakses Internet karena tampilan dan proses 3D berarti pula pertukaran data yang lebih besar dan tentu berpengaruh pada kecepatan maupun biaya yang dikeluarkan. Tentunya, evolusi 3D ini hanya akan berhasil jika infrastruktur di masa mendatang telah mendukung pengguna Internet pada umumnya

3. Web sebagai Database.
Masih sering kita dengar istilah web statik dan web dinamis, Skema OWL. web statik menunjukkan bahwa website tersebut selalu memberikan informasi yang sama sebagai respon pada setiap pengunjung yang mengaksesnya. Sementara web dinamis merupakan kebalikannya, di mana informasi yang diberikan website tersebut dapat berubah secara interaktif tergantung pada kondisi dan konteks yang distimulasikan oleh pengguna. Pada Web 3.0, diharapkan website merupakan database dan tentunya semakin interaktif dan dinamis kepada pengunjung, atau dinamakan dengan Data Web. Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah SPARQL yang menyediakan bahasa query standard dan Application Programming Interface (API) untuk menelusuri database RDF yang terdistribusi pada website.

4. Executable.
Jika kita melihat kembali perjalanan web dimulai dari Web 1.0, maka dapat dikatakan bahwa pengunjung Web 1.0 hanya memiliki hak sebatas read-only, karena sebagai pengunjung Anda hanya akan membaca informasi yang ditampilkan Web 1.0 Tidak heran jika kemudian istilah yang sering dipakai saat mengakses Internet adalah “browsing”, fungsi browser Internet sebatas untuk melihat informasi dari satu website ke website lainnya. Pada Web 2.0, sebagai pengunjung Anda dapat melakukan kontribusi dan memiliki hak untuk read-write, di mana Anda dapat berperan aktif pada website tersebut. Istilah “sharing” mulai umum digunakan dalam konsep Web 2.0. Web 3.0, menambah lagi hak Anda menjadi executable mengizinkan Anda memodifi kasi website itu sendiri. Dapat disimpulkan untuk mewujudkan Web 3.0, maka harus didukung oleh kemampuan dan teknologi yang merealisasikan transformasi dari web yang terpisah secara aplikasi dan penyimpanan data, menjadi saling berinteraksi sesame mesin. Interaksi tidak hanya terjadi antara pengunjung dan website, tetapi juga di antara website itu sendiri dalam formatnya sendiri. Istilah World Wide Web bisa jadi berubah menjadi World Wide Database untuk menunjukkan database yang terdistribusi dan dimungkinkan dengan adanya teknologi yang mendukung semantic web.
Salah satu situs yang sering dikatakan sebagai langkah menuju Web 3.0 adalah Google Co-Op yang beralamatkan di http://www.google.com/coop/. Google Co-Op merupakan salah satu service yang disediakan Google dan mulai beroperasi sejak tahun 2006 dan merupakan fungsi search yang ditambahkan di search engine Google dengan penambahan fitur yang lebih luas dan diharapkan Google Co-Op dapat memberikan sesuatu yang tepat yang sedang dicari orang-orang.
Permasalahan yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas

BAB IV
MODEL INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, masyarakat kini ingin diperlakukan seperti seorang pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya. Bukan seperti pengunjung supermarket yang dibiarkan mencari dan mendapatkan sendiri barang yang dinginkannya. Pengunjung sebuah web ingin dimengerti kemauannya oleh ‘toko’ penyedia informasi (dalam hal ini website). Inilah yang dimaksud dengan tantangan bagaimana sebuah web dapat mengerti dan membantu pengunjung dalam berinteraksi dengan semua informasi yang ada. Sehingga tak mengherankan jika kemudian ciri dari pengembangan web generasi ketiga ini adalah web yang bersifat ‘nyata’, benar-benar ada interaksi yang terjadi, kemudian dapat memberikan arahan atau ‘anjuran’ kepada pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diharapkannya, dan tentu saja juga tetap bersifat ‘provide’ atau mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Web 3.0 sendiri merupakan sebuah proyek pengembangan semantic web, yaitu sebuah sistem web yang dapat melacak setiap kaitan dari kata-kata yang terangkai, berkaitan dengan arti setiap kata yang dipakai. Tujuannya tentu saja agar web dapat menjadi media umum untuk bertukar informasi melalui dokumen-dokumen yang bahasanya dapat dimengerti oleh sistem, sehingga para pengunjung web dapat dengan mudah mencari data yang tepat atau minimal berkaitan dekat dengan apa yang kita maksud. Web 3.0 sendiri merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan buatan (artificial intelegence) untuk menciptakan global meta data yang dapat dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut kepada pengunjung dengan baik.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami ambil dari paper yang telah kami buat ini adalah :
1. Web 1.0 . Awal mula website berdiri dimulai dari konsep ini, dimana suatu website masih mengandalkan halaman statis dari tag-tag HTML yang hanya digunakan untuk memajang informasi-informasi dimana satu halaman terdiri dari satu informsi saja (benar-benar statis). Kalau kemarin abis baca dari PC MILD edisi terakhir, konsep ini disebut dengan read only.
2. Web 2.0 .Ok kalau untuk yang ini, saya yakin kita semua terutama yang berkecimpung dalam dunia online earning, pasti sudah merasakan. Kalau menurut saya, konsep web 2.0 ini mulai dikenal orang adalah ketika Google mulai menggunakan teknologi AJAX pada tahun 2005 (CMIIW). Memang konsep web 2.0 cenderung dekat dengan teknologi ini, tetapi inti sebenarnya dari konsep ini adalah, user/visitor tidak hanya membaca informasi di website/blog kita saja, tetapi juga dapat berinteraksi di dalam website itu. Hal ini terbukti dengan bermunculannya website-website social bookmarking atau yang sejenisnya, seperti Friendster, Digg, dan teman-temannya. Oleh karena itu konsep web 2.0 ini dapat disebut dengan istilah read write.
3. Web 3.0 .Ini yang terakhir pada jaman ini. Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah intelektualitas buatan (AI/Artificial Intelegence). Jadi di konsep ini, diibaratkan tidak hanya manusia saja yang mampu berinteraksi (web 2.0) tetapi aplikasi-aplikasi online pun (website) kini dapat saling ‘berbicara’. Kemampuan saling berinteraksi ini dimulai dengan adanya web services. Dengan adanya web services ini, dua website ataupun lebih dapat saling bertukar data atau bahkan dapat saling bertukar aplikasi/proses dan operasi. Bagaimana dengan manusianya? Tentu tetap dapat melakukan interaksi, Bahkan dengan adanya web 3.0 ini, manusia akan semakin dimanjakan dengan aplikasi-aplikasi website. Dengan adanya web services ini, manusia tidak membutuhkan website lainnya, maksudnya adalah hanya dengan mengunjungi satu buah website, maka orang itu akan dapat menemukan seluruh kebutuhannya/informasi bahkan walaupun website yang dikunjungi itu tidak mempunyai informasi yang dia inginkan, tetapi website tersebut dapat berinteraksi dengan aplikasi website lainnya yang mungkin menyediakan konten informasi yang user tersebut inginkan.
4.Web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
5.Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Network Scema) dan OWL.
6.Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar.
7. Permasalahan yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang.
Teknologi selalu dikembangkan untuk memanjakan manusia, tidak terkecuali konsep Web 3.0, apa yang Anda inginkan akan dapat dimengerti dengan cepat sehingga mengurangi waktu dan tenaga yang harus Anda keluarkan. Lalu, apakah teknologi juga akan mengurangi produktivitas manusia saat semuanya dipermudah dan diambil alih oleh teknologi? Tentunya tidak sebagaimana kita dianugerahi dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah, tidak seharusnya kita menyianyiakannya dan terlena di atas kekayaan tersebut, melainkan menggunakan dan mengembangkannya lagi untuk generasi seterusnya. Semoga demikian pula cara kita dalam menyikapi teknologi.

0 komentar:

Posting Komentar

thanx yah komennya...^^